Kamis, 17 Maret 2016

Hukum Idgham Mutajanisain



Idgham Mutajanisain adalah hukum tajwid yang berlaku apabila terjadi pertemuan dua huruf yang berbeda sifat, namun sejenis tempat keluar suara atau makhraj-nya; satu dalam keadaan sukun dan satu lagi berharakat.
  • Mutajanisain artinya sejenis
  • Idgham artinya meleburkan satu huruf ke dalam huruf setelahnya (di-tasydid-kan).
Di dalam Al-Quran untuk huruf kedua yang berharakat sudah ditandai dengan Tanda Tasydid. Tasydid pada Hukum Idgham Mutajanisain adalah Tasydid Hukum, yaitu tasydid yang diberikan karena terjadinya pertemuan dua huruf. Sebagaimana fungsi tasydid, maka panjang bacaannya adalah 2 harakat, sebagai bentuk penekanan dua huruf yang bertemu.

Cara membacanya adalah dengan ‘mengabaikan’ huruf yang sukun, dan langsung masuk ke huruf yang berharakat, atau huruf yang sukun dileburkan ke huruf yang berharakat.


Hukum Idgham Mutajanisain berlaku untuk 8 huruf, yaitu:  ب , ت , ث ,د , ذ , ط , ظ , م
Delapan Huruf tersebut berasal dari 3 kelompok Makhraj:
1.     Huruf Ba ( بْ )  dan mim ( م ) berasal dari Makhraj Syafawi; bibir atas dan bibir bawah posisi tertutup atau merapat
2.     Huruf Ta ( ت ), Tha ( ط ), dan Dal ( د ) berasal dari Makhraj Lisani; ujung lidah yang bertemu dengan pangkal gigi seri atas (gigi tengah atas).
3.     Huruf Dzal ( ذ ), Zha’ ( ظ ), dan Tsa’  ( ت ) berasal dari Makhraj Lisani; Ujung lidah dikeluarkan sedikit dan ditekan di ujung Gigi Seri (Gigi Tengah) bagian atas.
Jika masih bingung dengan pengelompokan Makhraj huruf-huruf ini, silahkan baca Makharijul Huruf
Di dalam Hukum Idgham Mutajanisain, terjadi 7 pertemuan huruf yang sama makrajnya, yaitu:
1.     Ba Sukun  ( بْ ) bertemu huruf Mim Berharakat ( م )
2.     Ta Sukun ( تْ ) bertemu huruf Dal Berharakat ( د )
3.     Ta Sukun ( تْ ) bertemu huruf Tha Berharakat ( ط )
4.     Tsa Sukun ( ثْ ) bertemu huruf Dzal Berharakat ( ذ )
5.     Dal Sukun ( دْ ) bertemu huruf Ta Berharakat ( ت )
6.     Dzal Sukun ( ذْ ) bertemu huruf Zha’ Berharakat ( ظ )
7.     Tha Sukun ( طْ ) bertemu huruf Ta Berharakat ( ت )
Pertemuan huruf-huruf tersebut dibaca jelas (izhar) tanpa disertai dengung, kecuali huruf Ba Sukun bertemu huruf Mim berharakat.
Jika huruf Ba ‘diabaikan’, maka huruf Mim menjadi huruf yang bertasydid, maka secara otomatis huruf Mim tersebut akan dibaca dengung – sebagaimana fungsi tasydid pada hukum Ghunnah Musyadaddahyang dapat didengungkan 1 – 1 1/2 Alif atau sekitar 2 – 3 harakat.

gambar


Contoh Hukum Mutajanisain di dalam Al-Quran:

gambar
gambar


PERHATIKAN HURUF BA SUKUN DAN MIM BERHARAKAT DI BAWAH INI !!!
Ba Sukun ( بْ )  dan Mim Berharakat ( مَّ  ) apabila bertemu harus dibaca Dengung.
Namun apabila belum bertemu, secara otomatis huruf Ba dimatikan, dan akan memantul, sebagaimana pantulan huruf Qolqalah

gambar


Dari Contoh Surah Huud ayat 42 di atas, yang perlu digarisbawahi adalah
huruf Ba Sukun dan huruf Mim Berharakat adalah dua huruf yang bertemu, namun dalam keadaan kata/kalimat yang terpisah.
Irkab ( اِرْكَبْ )   artinya Naiklah, sedangkan Ma’anaa  ( مَّعَنَا ) artinya Bersama Kami.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Hukum Idgham Mutajanisain baru berlaku apabila huruf yang Sukun sudah bertemu dengan huruf yang Berharakat: Irkamm ma’anaa  ( اِرْكَبْ مَّعَنَا )
 ****************************************************
Silahkan lihat 2 huruf Alif dibold Coklat di dalam Surah Huud ayat 42 diatas, salah satunya terdapat huruf Nun kecil dibawah huruf Alif tersebut. Huruf Nun kecil tersebut dikenal dengan nama Nun Wiqoyah. Dan Alif tersebut diberi nama Hamzah Washal.
Insya Allah, akan dibahas secara detil di dalam Hukum Hamzah Washal.


EmoticonEmoticon