Mad Tamkin adalah salah satu cabang dari hukum Mad Far’i yang berlaku untuk huruf Waw Sukun bertemu Waw Berharakat, dan Ya Sukun bertemu Ya Berharakat. Kunci hukum Mad Tamkin sama seperti hukum-hukum Mad Far’i lainnya, yaitu terletak pada Hukum Mad Thobi’i.
Secara bahasa, Mad Tamkin adalah cara memanjangkan bacaan (Mad) pada huruf Waw dan Ya apabila bertemu dengan huruf yang identik, sama persis baik sifat dan mahrajnya; satu sukun dan satu lagi berharakat. Dan kedua huruf yang sama persis ini bentuknya terpisah atau tidak berada di dalam satu kata/kalimat.
Namun, ada pernyataan lain yang mendefinikasikan Hukum Mad Tamkin, dan akan dibahas di bagian bawah.
- Tamkin artinya penetapan
- Apabila huruf berharakat Kasrah ( ـــــِـــ ) bertemu huruf Ya Sukun ( يْ ), dan huruf setelahnya adalah huruf Ya Berharakat ( يَ , يِ , يُ )
- Dan apabila huruf berharakat Dhammah ( ـــــــُــــــ ) bertemu Waw sukun ( وْ ), dan setelahnya adalah huruf Waw Berharakat ( وَ, وِ, وُ )
- Maka cara membacanya sama seperti membaca hukum Mad Thobi’i, serta panjang bacaanya adalah 2 harakat.
- Dan pada pertemuan huruf yang kedua dan ketiga yang sifat dan makhraj-nya sama, cukup dibaca 1 harakat. Dan tidak dibaca sebagaimana hukum Idgham (peleburan dua huruf yang dibaca seperti huruf yang bertasydid).
Akan tetapi, hukum pertemuan dua huruf (Idgham) yang identik dan
disimbolkan dengan Tanda Tasydid tersebut tidak berlaku pada hukum Mad Tamkin.
Contoh Hukum Mad Tamkin :gambar
gambar
gambar
Di dalam Surah Al-Insyiqaq ayat 25 di atas, silahkan perhatikan
di depan huruf Waw Sukun terdapat huruf Alif. Sebelumnya di hukum Idgham Mutamatsilain
sudah dijelaskan soal huruf Alif ini.
Alif disamping huruf Waw Sukun ini sebagai bentuk kata JAMAK
( اٰمَنُوْا artinya ‘beriman’ menunjukkan kata
jamak atau banyak yaitu orang-orang yang beriman ).
Tanpa huruf Alif di samping huruf Waw Sukun tersebut maknanya
akan berbeda. Penjelasan ini lebih kepada Tafsir (red)
Di dalam Ilmu Tajwid, huruf Alif ini tidak berfungsi atau dianggap
tidak ada. Pada mushaf Timur Tengah, diberi bulatan kecil di atas huruf Alif.
Karena ALIF DIANGGAP TIDAK ADA , maka – pada Surah
Al-Insyiqaq ayat 25 di atas – yang berlaku adalah cara membaca sesuai dengan
hukum Mad Tamkin.
Silahkan Lihat Gambar di bawah ini!
Dan bedakan antara hukum Idgham Mutamatsilain dengan hukum Mad
Tamkin.
Apabila terjadi dua huruf yang sama sifat dan mahrajnya – satu
sukun dan satu lagi berharakat -, maka yang berlaku adalah hukum Idgham
Mutamatsilain, yaitu ditandai dengan Tasydid Hukum di atas huruf berharakat.
gambar
Sekali lagi, Kunci Mad Tamkin adalah mengingat hukum Mad Thobi
berbaris Kasrah dan Dhammah
Namun, apabila sebelum huruf Waw Berharakat atau Ya Berharakat
tidak terjadi hukum Mad Thobi’i, maka yang berlaku adalah Hukum Idgham Mutamatsilain <—- Silahkan Klik!
Di atas sempat disinggung bahwa ada pernyataan lain yang mendefinisikan mengenai hukum Mad Tamkin. Di sini tidak akan membahas siapa yang keliru atau tidak, inilah yang paling benar dan inilah yang salah, karena dari perbedaan-perbedaan ini secara garis besar, membaca Hukum Mad Tamkin adalah sama seperti membaca hukum Mad Thobi’i, yaitu panjang bacaannya adalah 1 alif atau 2 harakat. Dan huruf bertasydid kadar/panjang bacaannya adalah 2 harakat, sebagaimana sudah dijelaskan di dalam pengertian Hukum Mad.
Ada 2 Pernyataan lain mendefinisikan hukum Mad Tamkin, tetapi disini disebut dengan PERAWI:
PERAWI 1: hukum Mad Tamkin adalah cara memanjangkan bacaan (Mad) apabila berhimpun dua huruf Ya dalam satu kata/kalimat.
- huruf Pertama: Ya Sukun
- huruf Kedua: Ya Berharakat Kasrah
- Mad Tamkin yang dimaksud di sini hanya berlaku apabila terjadi pertemuan huruf Ya Sukun dan Ya berharakat Kasrah di dalam satu kata/kalimat, atau tidak terpisah.
- Penetapan hukum ini terjadi karena menjadi satu huruf “Ya berharakat Kasrah dan Bertasydid” dan terdapat huruf alif kecil di bawah huruf Ya tersebut.
- Alif kecil dibawah huruf Ya Kasrah Bertasydid ini, sebagai simbol harus dibaca dua harakat. Simbol atau Penandaan Harakat yang sama bentuknya dengan hukum Mad Thobi’i
Gambar “Ya” dibawah ini adalah huruf yang dimaksud Perawi 1:
gambar
salah satu contohnya:
gambar
PERAWI 2: hukum Mad Tamkin adalah cara memanjangkan bacaan (Mad) apabila terdapat huruf Ya Bertasydid bertemu dengan Huruf Ya Sukun dalam satu kata/kalimat.
Gambar “Ya” dibawah ini adalah huruf yang dimaksud Perawi 2:
gambarsalah satu contohnya :
gambar
Dari bentuk huruf pada hukum Mad Tamkin yang dimaksud Perawi 1
maupun Perawi 2, sebenarnya tidak ada perbedaan. Perbedaan hanya terletak pada
cara mendefinisikan hukum tersebut.
Dan Kami (IlmuTajwid.com) menganggap ini adalah hukum Mad Thobi’i
berharakat Kasrah, sekalipun di atasnya terdapat Tanda tasydid.
Tanda Tasydid yang diberikan untuk huruf Ya tersebut adalah
Tasydid Ashli (asal muasalnya dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya, satu
sukun dan satu lagi berharakat, dan berada dalam satu kata/kalimat). Dan
penjelasan ini sudah dibahas di dalam pengertian Tanda Tasydid Hukum dan Tasydid Ashli.
Lihat Ketukan Huruf “Ya” Pada Gambar di bawah ini:
Gambar A
Gambar B
Apabila terjadi dua huruf yang identik (sama sifat dan
Makhraj-nya) yang berada dalam satu kata/kalimat, maka akan dijadikan satu huruf
bertasydid. Inilah yang disebut dengan Tasydid Ashli.
Lihat Gambar C, dan bandingkan antara maksud Perawi 1 dan Perawi
2. Dari jumlah panjang bacaan atau Mad-nya adalah sama.
gambar c
Dari Contoh Gambar A, B, dan C di atas, rumusan Tajwid antara
Perawi 1 dan Perawi 2, tidak ada perbedaan. Yang membedakan hanya pada cara
mendefinisikan.
Kenapa terjadi perbedaan bentuk huruf, karena ini sudah mengarah
ke Tafsir, sekalipun panjang bacaannya sama.
5 Poin di bawah ini adalah alasan Kami menggangap hukum Mad
Tamkin yang dimaksud – baik Perawi 1 dan 2 – adalah hukum Mad Thobi’i
berharakat Kasrah, sekalipun di atasnya terdapat Tanda Tasydid.
1.
Apabila
terdapat huruf berharakat Kasrah ( ـــــِـــ ) bertemu huruf Ya Sukun ( يْ ), maka yang berlaku adalah hukum Mad Thobi’i, dan disimbolkan dengan huruf alif kecil di bawah huruf
tersebut. Panjang bacaanya adalah 2 harakat.
2.
Panjang Bacaan Huruf Bertasydid dibaca 1 alif atau 2 harakat, kecuali huruf Mim dan Nun,
dapat dibaca lebih panjang lagi, karena mengandung hukum Ghunnah Musyaddadah.
3.
Jika panjang bacaan pada hukum Mad Tamkin yang dimaksud oleh
Perawi 1 dan Perawi 2, sama seperti panjang bacaan Mad Thobi’i dan Huruf
Bertasydid. Pertanyaannya, KENAPA MESTI ADA HUKUM YANG BARU?
4.
Baik
Perawi 1 dan 2, menyatakan bahwa hukum Mad Tamkin hanya dikhususkan untuk Huruf
Ya berharakat Kasrah dan Bertasydid saja. Maka yang perlu digarisbawahi, bahwa di
dalam Al-Quran juga terdapat huruf Ya Bertasydid Fathah dan Ya Bertasydid
Dhammah. Dan ukuran panjang bacaan, sama dengan Mad
Tamkin yang dimaksud oleh Perawi 1 dan 2.
5.
Ukuran
panjang bacaan (MAD) seperti ini juga berlaku untuk semua huruf Mad Thobi bertasydid,
baik Fathah, Dhammah,dan Kasrah.
gambar
gambar
gambar
gambar
Mengenai pernyataan, baik Perawi 1 dan Perawi 2, Kami menganggap hanya sekedar huruf Mad Thobi’i biasa, sekalipun memiliki Tanda Tasydid. Cara membaca seperti itu juga berlaku untuk semua huruf, bukan saja huruf Ya Bertasydid Berharakat Kasrah.
1 komentar
Menurut syaikh aiman keduanya termasuk mad tamkin, karena pada keduanya terdapat penetapan mad
subs youtube.com/dihyaramadhan
EmoticonEmoticon