Senin, 22 Februari 2016

Hukum Mad Jaiz Munfashil



Mad Jaiz Munfashil adalah salah satu cabang dari Hukum Mad Far’i.
  • Jaiz artinya boleh.
  • Munfashil artinya di luar kata atau terpisah
Mad Jaiz Munfashil berlaku apabila huruf Mad Thobi’i  ( ــــــَــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; وْ ـــــــُـــــــ ) bertemu dengan huruf Alif berharakat Fathah, Kasrah, atau Dhammah ( اَ – اِ – اُ )

Cara membacanya boleh panjang 2 harakat, 4 harakat, atau 6 harakat.
Di dalam pengertian hukum Mad, sudah dijelaskan bahwa panjang setiap harakat harus rata, tetap dan teratur. Jika dari awal membaca Al-Quran telah memilih untuk Mad Jaiz Munfashil dengan panjang 2 harakat, maka seluruh kalimat/kata Mad Jaiz Munfashil selanjutnya harus dibaca 2 harakat. Jika dari awal bacaan Mad Jaiz Munfashil 4 harakat, maka bacaan Mad Jaiz Munfashil berikutnya harus 4 harakat.
Kalimat/kata yang mengandung Hukum Mad Jaiz Munfashil, umumnya dibaca 4 atau 6 harakat, untuk membedakan antara bacaan Mad Thobi’i dengan bacaan Mad Jaiz Munfashil. Namun, untuk amalan-amalan yang membutuhkan tempo (ketukan) yang cepat atau bacaan murottal, seringkali Mad Jaiz Munfashil dibaca hanya 2 harakat, misalnya pembacaan Surah Yaasiin atau doa-doa sesudah sholat.
Di dalam Al-Quran, Mad Jaiz Munfashil diberi tanda garis tipis melengkung di bagian atas huruf Mad Thobi’i atau berada di antara huruf Mad Thobi’i dan huruf Alif  –>

gambar


Ada sejumlah buku-buku agama Islam seperti buku doa-doa, wirid,  dan amalan-amalan lainnya,  tidak memberikan tanda garis melengkung pada hukum Mad Jaiz Munfhasil.
Jadi, perlu diingat bahwa kunci hukum Mad Jaiz Munfashil adalah Mad Thobi’i bertemu dengan huruf Alif
Contoh Hukum Mad Jaiz Munfashil

gambar
gambar


WASHAL

Hukum Mad Jaiz Munfashil tetap berlaku sekalipun saat ingin me-washal-kan (menyambungkan) kalimat.


LIHAT GAMBAR DI BAWAH
Huruf HA’ Mad Thobi’i   ىهَا )  ketika bertemu dengan huruf Alif (pada saat washal) yang berlaku adalah hukum Mad Jaiz Munfashil bukan Hukum Mad Thobi’i

gambar

Penting !!!
Mesti hati-hati apabila ingin mewashalkan kalimat (menyambungkan antara ayat yang satu dengan ayat berikutnya), khususnya untuk huruf Alif.
Huruf Alif untuk mushaf standar Indonesia memiliki banyak nama, dan terikat dengan hukum-hukum.
Jadi, sebelum mewashalkan kalimat di dalam Al-Quran, apabila bertemu dengan huruf Alif, lihat apakah ada tanda GARIS LENGKUNG di atas huruf Mad Thobi’inya atau tidak.  Jika tidak ada, maka sebaiknya berhati-hati dalam mewashal, kecuali Anda sudah mengetahui perbedaan antara Hukum Hamzah Qatha dan Hamzah Washal.
Pada contoh surah Ash-shams ayat 11- 12 untuk huruf Alif berwarna merah di atas – di dalam Ilmu Tajwid – diberi nama dengan HAMZAH QATHA,
Hamzah Qatha dan Hamzah Washal untuk mushaf standar Indonesia bentuknya adalah Huruf Alif.  Insya Allah, ini juga akan dibahas secara detil di IlmuTajwid.com.

Berhenti karena kehabisan nafas di tengah kalimat (Waqof Idhthirari)

Perlu digarisbawahi bahwa Mad Jaiz Munfashil hanya berlaku apabila kalimat atau kata yang dibaca masih dalam satu nafas antara Mad Thobi’i dan Huruf Alif. Jika bacaan berhenti sebelum huruf Alif bertemu dengan Mad Thobi, maka yang berlaku adalah Hukum Mad Thobi’i, yaitu harus dibaca panjang 2 harakat. Biasanya ini terjadi pada ayat-ayat yang panjang. Pembaca Al-Quran sudah kehabisan nafas sebelum sampai diujung ayat atau di tempat tanda berhenti (wakof).
Terpaksa berhenti di tengah ayat ini disebut dengan Waqof Idhthirari  (  وقف اضطراري ), akan dibahas di dalam pembagian Waqof.
PENTING !!!
  • Apabila ingin berhenti di tengah ayat, diusahakan jangan berhenti di hukum Mad Jaiz Munfashil, karena ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna – akan menjadi sebuah kekeliruan – ketika huruf Mad Thobi’i belum bertemu dengan huruf Alif, lalu dibaca panjang 6 harakat.  Cara berhenti seperti Ini disebut dengan Wakof Qabiih atau Waqof Jelek  وقف قبيح ),   yaitu memberhentikan bacaan secara tidak sempurna.
  • Pada Surah Ash-Shams di atas, apabila ingin berhenti di Tanda Wakof, maka Huruf HA’  ىهَا   hanya dibaca 2 harakat.  Namun dapat dibaca panjang hingga 6 harakat, apabila diwashalkan dengan ayat selanjutnya, karena terjadinya pertemuan Mad Thobi’i dengan huruf Alif.
  • Sebagaimana telah dijelaskan di atas, Munfashil artinya di luar kata, atau terpisah. Maksudnya huruf Alif pada Mad Jaiz Munfashil memiliki kaitan erat dengan huruf berikutnya, dan huruf Mad Thobi’i pada Hukum Mad Jaiz Munfashil berkaitan erat dengan huruf sebelumnya. Mad Jaiz Munfashil adalah kebalikan dari Mad Muttashil.
  • Maka, sebaiknya dihindari berhenti di Mad Jaiz Munfashil, atau jika memang terpaksa lebih baik berhenti di huruf Mad Thobi’i (jangan ditemukan dengan huruf Alif  / sekalipun ada tanda garis lengkung di atas huruf Mad Thobi’i-nya),  sehingga cukup dibaca panjang 2 harakat. 
Contoh:
gambar

 


EmoticonEmoticon